Kamis, 06 Oktober 2016

MAKALAH MEMBANGUN KARAKTER GENERASI MUDA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN

PEMBENTUKAN KARAKTER GENERASI MUDA SEBAGAI CERMINAN MARTABAT BANGSA



Disusun Oleh :
Meidha Dewi Mahardiono  L1C015007
Rayvel Turip                                     L1C015016
Istikomah                               L1C015022
Alisa Fitria                             L1C015038
Albert Yohannes WHS       L1C015049
M Iqbal Kenedi                     L1C015053
Danea Chandra Dewi         L1C015055



KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGIDAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PEIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PURWOKERTO
2016



KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, karena hanya dengan rahmat-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini disajikan sesederhana mungkin untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi makalah ini. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Mata kuliah Jati Diri Unsoed sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Dengan adanya makalah ini mahasiswa diharapkan dapat melestarikan dan menerapkan nilai-nilai luhur pendidikan yang berkarakter untuk memajukan Negara Indonesia dengan terciptanya generasi penerus bangsa yang unggul dan berkarakter. Sehingga kita mahasiswa akan mampu menjadi pribadi yang cerdas, intensif, mandiri, dan berbudi luhur. Sehingga diharapkan mahasiswa bisa menjadi generasi penerus bangsa yang akan membawa bangsa ini menjadi lebih baik dan lebih maju. Amin.  




Purwokerto, 1 oktober 2016








DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................. i
Daftar Isi.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang................................................................................... 1
2.    Rumusan Masalah........................................................................... 2
3.    Tujuan................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
1.    Pengertian Pendidikan.................................................................... 3
2.    Pembentukan Karakter..................................................................... 4
BAB III PENUTUP
1.    Kesimpulan........................................................................................ 6
2.    Saran................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA













I.              PENDAHULUAN

1.1.        Latar Belakang
Jati diri bangsa Indonesia meupakan cerminan atau tampilan karakter bangsa Indonesia,dimana karakter bangsa merupakan sinergi dari karakter individu anak bangsa yang berproses secara terus menerus yang mengelompok menjadi bangsa Indonesia.Setiap individu memiliki jati diri yang dipancarkan dari dalam dirinya.Jati diri yang terpancar beraneka ragam ada yang dominan baik ada yang kurang baik pun ada yang tidak baik yang kesemuanya dipengaruhi oleh lingkungan keluargadan lingkungan dimana ia tinggal.Setiap orang berhak memancarkan jati diri yang positif yang berproses karena jati diri merupakan pemberiaan (given) dari yang maha kuasa dan merupakan fitrah manusia.Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional Karakter adalah semua sifat-sifat baik yang menunjang pembangunan bangsa dan bukan hanya sopan santun. Ciri-ciri umum bangsa maju yang memiliki karakter baik adalah ramah dan lemah lembut, tidak suka kekerasan, patuh aturan. Pendidikan karakter menjadi hal yang sangat mendesak mengingat buah pendidikan beroleh hasil yang kurang optimal hal ini dapat dibuktikan dengan demoralisasi moral dan degradasi pengetahuan yang sudah menjadi akut menjangkit bangsa ini di semua lapisan masyarakat.
Pendidikan karakter adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian, tanggung jawab, kebenaran, keindahan, kebaikan, dan keimanan. Dengan demikian, pendidikan berbasis karakter dapat mengintegrasikan informasi yang diperolehnya selama dalam pendidikan untuk dijadikan pandangan hidup yang berguna bagi upaya penangggulangan persoalan hidupnya.
Pendidikan berbasis karakter diprogram untuk upaya kesadaran normatif yang ada pada hati nurani supaya diteruskan kepada pikiran untuk dicari rumusan bentuk perilaku, kemudian ditransferkan keanggota badan pelaksana perbuatan. Contoh, mulut pelaksana perbuatan bicara atau bahasa melalui kata-kata, maka sistem mulut memfungsikan kata-kata bersifat logis atau masuk akal, bahkan dengan landasan kesadaran norma dan tanggung jawab akan terjadi komunikasi dengan perkataan santun yang jauh dari celaan dan menyakitkan orang lain. Karena itu, pendekatan proses pembelajaran di sekolah perlu disesuaikan.Yaitu dengan menciptakan iklim yang merangsang pikiran peserta didik untuk digunakan sebagai alat observasi dalam mengeksplorasi dunia.

1.2.        Rumusan Masalah
1.2.1.   Pengertian pendidikan
1.2.2.   Pembentukan karakter

1.3.        Tujuan
Untuk mengetahui pentingnya pendidikan karakter dan pembentukan karakter bagi  generasi muda serta memenuhi tugas mata kuliah Jati Diri Unsoed.


II.            PEMBAHASAN

2.1.        Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat
Berbicara pendidikan sangat erat kaitannya dengan kemajuan peradaban manusia. Karena pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan manusia yang tidak pernah bisa ditinggalkan. Sebagai sebuah proses, ada dua asumsi yang berbeda mengenai pendidikan dalam kehidupan manusia. Pertama, ia bisa dianggap sebagai proses yang terjadi secara tidak disengaja atau berjalan secara alamiah. Dalam hal ini, pendidikan bukanlah proses yang diorganisasikan dan direncanakan secara sistematis, melainkan merupakan bagian kehidupan yang memang telah berjalan sejak manusia itu ada. Kedua, pendidikan bisa dianggap sebagai proses yang terjadi secara di segaja, direncanakan, dan didesain dengan sistematis berdasarkan aturan-aturan yang berlaku terutama perundang-undangan yang dibuat atas dasar kesepakatan masyarakat.
Tujuan pendidikan sendiri adalah untuk mengarahkan manusia agar berdaya, berpengetahuan, cerdas agar dapat menghadapi tantangan dengan potensi yang telah diasah. Akan tetapi, proses realitas yang terjadi dan sering kita jumpai adalah proses dan out put pendidikan tidak sesuai dengan cita-cita yang indah semacam itu. Mislanya, kita justru melihat realitas pendidikan yang terkesan menghasilkan manusia-manusia yang kehilangan potensi dirinya, manusia yang serakah, merusak dan penindas baru bagi kaum yang lemah, serta manusia-manusia yang justru mengisi sistem yang mengarahkan menuju tatanan yang malah tidak memanusiakan manusia.
2.2.        Pembentukan Karakter.
Hakekat karakater ialah Menurut Simon Philips, karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Sedangkan Doni Koesoema, memahami bahwa karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan. Sementara Winnie, memahami bahwa istilah karakter memiliki dua pengertian. Pertama, ia menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku. Apabila seseorang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus, tentulah orang tersebut memanifestasikan perilaku buruk. Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur, suka menolong, tentulah orang tersebut memanifestasikan karakter mulia. Kedua, istilah karakter erat kaitannya dengan “personality”. Seseorang baru bisa disebut orang yang berkarakter (a person of character) apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral.
Dalam pembentukan karakter sendiri terdapat  3 pilar utama untuk mewujudkan Karakter Bangsa, yaitu:
a)    Aspek pada Tataran Individu
Nilai kehidupan diwujudkan dalam perilaku, diinternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari secara konsisten. Pendidikan karakter bangsa dimulai dengan pendidikan karakter individu.
b)    Aspek pada Tataran Masyarakat
Masyarakat adalah komunitas yang secara integral memiliki nilai yang sama, dan akan committed menerapkan nilai yang mereka anggap baik. Komunitas bisa terbentuk karena kepentingan, profesi atau tujuan bersama contohnya PGRI, PMR atau Partai Politik.

c)    Aspek pada Tataran Bangsa
Bangsa teridiri dari sekumpulan bangsa, masyarakat. Pada komunitas, baik orang atau bangsa, terjadi kontrak sosial atau perasaan kebersamaan untuk mendukung nilai-nilai luhur yang ada. Pada tataran bangsa, nilai-nilai luhur tersebut telah berhasil dirumuskan menjadi dasar negara Bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Nilai-nilai luhur tersebut adalah:
- Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
-Martabat Kemanusiaan
-Persatuan
-Musyawarah
-Adil
Generasi muda harus tampil di barisan terdepan dalam upaya menyelamatkan bangsa Indonesia dari ancaman hilangnya identitas nasional. Inilah perjuangan berat yang terhampar di depan mata dan menuntut komitmen utuh dari segenap pemuda Indonesia. Agar perjuangan ini berhasil, setidaknya ada peran yang harus dijalankan oleh para pemuda yaitu :
a)    Character builder (Pembangun Karakter)
Tergerusnya karakter positif—seperti ulet, pantang menyerah, jujur, dan kreatif—yang  dibarengi tumbuhnya karakter negatif seperti malas, koruptif, dan konsumtif di kalangan masyarakat Indonesia, menuntut pemuda untuk meresponnya dengan cepat dan cerdas. Mereka harus menjadi pioner yang memperlihatkan kesetiaan untuk memegang teguh kearifan lokal seperti yang dicontohkan pemuda generasi terdahulu.
b)    Caharacter Enabler (Pemberdaya Karakter)
Pembangunan karakter bangsa tentunya tidak cukup jika tidak dilakukan pemberdayaan yang berkesinambungan. Oleh sebab itu, pemuda harus memiliki tekad untuk mejadi role model dari pengembangan karakter bangsa yang positif.


c)    Character engineer (Perekayasa Karakter)
Peran ini menunut generasi muda untuk terus melakukan pembelajaran. Pasalnya, pengembangan karakter positif bangsa menunut adanya modifikasi dan rekayasa yang tepat sesuai dengan perkembangan zaman.



III.           PENUTUP
3.1.        Kesimpulan
Pendidikan merupan usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran secara aktif untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian,   pengenalan diri, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan. Generasi muda sebagai agen perubahan bangsa Indonesia adalah actor-aktor penting yang sangat diandalkan untuk mewujudkan cita-cita pencerahan kehidupan bangsa di masa depan, karena baik buruknya bangsa Indonesia itu tergantung dengan generasi penerusnya. Mengingat penting dan luasnya cakupan pembinaan karakter bangsa dalam rangka menjaga identitas bangsa dari kegoyahan arus globalisasi, maka diperlukan komitmen dan dukungan dari lembaga penyelenggara negara, dunia usaha dan industri, masyarakat, agar terjadi sinergi yang kokoh untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.
3.2.        Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.

DAFTAR PUSTAKA
Sari, Nurita K. 2013. http://nurii-thaa.blogspot.co.id/2013/04/pendidikan-dan-pembinaan-karakter-bangsa.html (On-line). Di akses tanggal 4 Oktober 2016.

Abie. 2012. https://abiechuenk.wordpress.com/2012/01/17/pendidikan-dan-pembentukan-karakter/ (On-line). Diakses tanggal 4 Oktober 2016. 

Cara Menulis Artikel Ilmiah | Bagi Pemula

Halooo bagi kamu para pembaca, apa kabar Anda hari ini? semoga hari mu menyenangkan, yoiiii... mungkin bagi para senior yang sudah sering membuat jurnal panduan ini kurang begitu penting, namun bagi para pemula seperti saya panduan ini sangat bermanfa'at. Bagaimanasih cara membuat jurnal yang baik dan benar. Okeee berikut ini adalah caranya, kita langsung ke materinya.  selamat menyimak.



JUDUL
Setipa jurnal ilmiah harus memiliki judul yang jelas. Karena judul adalah kesan pertama pembaca, kalau judulnya kurang menarik maka pada umumya pembaca tidak akan melanjutkan sampai ke isinya. Contoh judul yang jelas, misalnya “Cara Membangun Karakter Generasi Muda Bangsa”.  Judul ini sudah sedikit banyak melaporkan isi dari jurnal.

ABSTRAK
Abstrak berbeda dengan ringkasan. Bagian abstrak dalam jurnal ilmiah berfungsi untuk mencerna secara singkat isi jurnal. Abstrak di sini dimaksudkan utnuk menjadi penjelas tanpa mengacu pada jurnal. Bagian abstrak harus menyajikan sekitar 250 kata yang merangkum tujuan, metode, hasil dan kesimpulan. Jangan gunakan singkatan atau kutipan dalam abstrak. Pada abstrak harus berdiri sendiri tanpa catatan kaki.Bagaimana cara menulis abstrak? Caranya adalah mengutip poin-poin paling penting di setiap bagian jurnal. Kemudian buatlah poin-poin untuk menyususun deskripsi singkat tengtang jurnal yang ingin kita buat.

PENDAHULUAN
Pendahuluan adalah pernyataan  dari kasus yang kita selidiki, yang memeberikan informasi kepada pembaca untuk memahami tujuan spesifikasi kita dalam kerangka teoritis yang lebih besar. Bagian ini juga dapat mencakup informasi tentang latar belakang masalah, seperti ringkasan dari  setiap penelitian yang telah dilakukan dan bagaimana sebuah percobaan akan mambantu untuk menjelaskan atau memperluas pengetahuan dalam bidang umum. Semua informasi latar belakang yang dikumpulkan dari sumber lain harus menjadi kutipan.
Jangan membuat pendahuluan terlalu meluas. Ingat saja bahwa kita menulis jurnal untuk rekan yang juga memiliki pengetahuan yang sama dengan kita.

BAHAN dan METODE
Bagian ini menjelaskan ketika percobaan telah dilakukan. Peneliti menjelaskan desain percobaan, peralatan, metode pengumpulan data, dan jenis pengendalian. Jika percobaan dilakukan di alam, maka penulis menggambarkan daerah penelitian, lokasi, dan juga menjelaskan pekerjaan yang dilakukan. Aturan umum yang perlu diingat adalah bagian ini harus memaparkan secara rinci dan jelas sehingga pembaca memiliki pengantahuan dan teknik dasar agar bisa dipublikasikan.

HASIL
Di sini peneliti menyajikan data yang ringkas dengan tinjauan menggunakn teks naratif, tabel, atau gambar. Ingat hanya hasil yang disajikan, tidak semua interpretasi data atau kesimpulan dari data dalam bagian ini. Data yang dikumpulkan dalam tabel/gambar harus lengkap teks naratif dan disajikan dalam bentuk yang mudah dipahami. Jangan ulangi secara panjang lebar data yang telah disajikan dalam tabel dan gambar.

PEMBAHASAN
Pada bagian ini, peneliti menafsirkan data dengan pola yang diamati. Setiap hubungan antar variabel percobaan yang penting dan setiap korelasi antara variabel dapat dilihar jelas. Peneliti harus menyertakan penjelasan yang berbeda dari hipotesis atau hasil yang berbeda atau serupa dengan setiap percobaan terkait dilakukan oleh peneliti lain. Ingat bahwa setiap percobaan tidak selalu harus merujuk pada perbedaan besar atau kecenderungan untuk menjadi penting. Hasil yang negatif juga perlu dijelaskan dan mungkin merupakan sesuatu yang penting untuk di ubah dalam penelitian kita.

KESIMPULAN
Bagian ini hanya menyatakan bahwa peneliti berpikir mengenai setiap data yang disajikan berhubungan kembali pada pernyataan yang dinyatakan dalam pendahuluan. Dengan mengacu pada bagian  pendahuluan dan kesimpulan, seorang pembaca harus memiliki ide yang baik dari penelitian ini, meski pun hanya rincian spedifik.

DAFTAR PUSTAKA
Semua informasi (KUTIPAN) yang didapat peneliti harus ditulis sesuai abjad pada bagian ini. Hal tersebut berguna untuk pembaca yang ingin merujuk literatur asli. Perhatikan bahwa referensi yang dikutif benar-benar disebutkan pada jurnal yang kita buat.

okee bagaimana teman reader? semoga bisa bermanfa'at dan bisa membantu sobat pembaca untuk membuat junal yang baik. Khususnya untuk para pemula